Bermimpi dalam diri ,bermimpi untuk berusaha meraih bukan untuk seni memantaskan diri
ketika
mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud maka berusahalah!! Jangan anggap kehidupan hanya ceria yang
opininya sanggup menelan rasa putus asa bagi penikmatnya
dimana kita tahu menempatkan kita pada sisi
positif dan mengerti itulah sejatinya hidup atau pecundang dunia. Teman kadang
mendukung dengan apa yang kita tidak punya seolah-olah dia perkasa dalam segala
hal ,hidup bukan hanya menilai baik,buruk seseorang melainkan memantaskan
seseorang untuk berjuang di positif life. Mencari makna hidup adalah salah
bahasan penting yang sering disampaikan oleh para pembicara motivasi. Bahkan
mereka begitu menekankan bagaimana pentingnya mengetahui makna hidup. Sebab
dengan memahami makna hidup itulah kita bisa menjalani hidup yang lebih
bermakna dan lebih termotivasi. Kemudian, ada sesi pelatihan yang membimbing
kita untuk menemukan makna hidup kita.
Adakah yang salah?
Begini: hidup kita di
dunia akan menentukan hidup kita di akhirat. Artinya kita tidak bisa
sembarangan menentukan makna hidup berdasarkan konsep yang tidak jelas asalnya.
Jika kita salah memaknai hidup ini, kemudian kita hidup berdasarkan makna yang
salah, maka sudah bisa ditebak kearah mana kita akan hidup. Bagaimana nanti
kita di akhirat?
Mencari makna hidup adalah
hal yang serius, bukan main-main. Tidak ada pemikiran parsial yang membedakan
urusan dunia dan urusan akhirat. Hidup dunia justru menjadi penentu bagaimana
hidup kita di akhirat.
Mungkin dengan metode-metode
mutakhir, kita akan menemukan berbagai metode menemukan makna hidup atau tujuan
hidup. Kemudian, hal ini memberdayakan hidup kita, menjadi lebih sukses di
dunia. Namun, kesuksesan dunia tidak ada artinya jika di akhirat menjadi
manusia yang gagal.
Dengan demikian, mencari makna
hidup adalah titik kritis yang tidak boleh salah. Ini akan menentukan hidup
Anda baik di dunia dan di akhirat. Ulama besar, Muhammad Al Ghazali, pernah
berkata bahwa pemahaman hidup yang dangkal adalah sebuah tindak ‘kriminal’ yang
keji.

0 komentar:
Posting Komentar